Headline News

18 Desember 2019

Kadisdik Jabar : Di Era Revolusi Industri 4.0 Ini, Pemuda Dituntut Harus Menguasai Teknologi.


Bandung, SIBERDi era revolusi industri 4.0 ini, pemuda dituntut harus menguasai teknologi. Maka dari itu, anak muda harus terus belajar, melek digital, meningkatkan literasi serta mengedepankan meningkatkan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Dewi Sartika pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 Forum OSIS Jawa Barat (FOJB) dan Gathering Ketua OSIS Jawa Barat di Aula Ki Hajar Dewantara, Kantor Disdik Jabar , Jln. Radjiman No. 6, Kota Bandung, Sabtu (18/1/2020).

Menurut Kadisdik, FOJB merupakan wadah pencetak para pemimpin sehingga harus menjadi contoh bagi para siswa lainnya. Terlebih, anggota FOJB sudah dibekali karakter kepemimpinan, ide kreatif, dan kemampuan berkomunikasi yang baik. “Karakter ini harus bisa ditularkan kepada teman-teman yang lain. Tak hanya itu, siswa juga harus meningkatkan budi pekerti, kejujuran, dan saling menguatkan agar menjadi pemimpin yang berkualitas di masa depan, ”imbau Kadisdik.

Kadisdik berharap, terpilihnya 500 siswa FOJB ini bisa lebih sensitif terhadap masalah, ide-ide terbaik dari siswa lain, dan mampu menjadi pelopor yang mampu menentang radikalisme dan kabar hoax .

Pada acara yang mengusung tema "Sinergi Pemimpin Muda Jawa Barat untuk Indonesia Emas 2045 Pemimpin Muda Tolak Radikalisme dan Hoaks" ini, Bunda Literasi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil meminta agar FOJB harus dapat menemukan informasi tentang teman-teman agar dapat digunakan untuk membantu terorisme dan kabar tipuan .

“Radikalisme dapat dicegah dengan beberapa cara. Di meminta, dengan menanamkan kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, memperkaya wawasan keagaamaan, mewaspadai pola perekrutan terorisme, menjadikan keluarga sebagai tempat yang sesuai, dan melaporkan hal-hal yang dipertanyakan kepada negara, ”tuturnya.

Menurut Atalia, berbagai kasus tipuandan radikalisme dapat merusak negara. Oleh karena itu, diharapkan pemuda Jabar, khusus FOJB dapat terlibat dalam pelaporan kabar tipuan dan radikalisme. Siswa harus keluar dari lingkungan yang positif karena radikalisme muncul dari lingkungan sekitar.

“Memang harus ada kontrol dari pemerintah, orang tua, dan guru untuk membaca terus buku-buku pelajaran yang ada di sekolah. Karena, beberapa kasus radikalisme ini didapat dari buku-buku sekolah. Langkah kolaborasi ini, diharapkan bisa berhasil menangkal radikalisme dan kabar tipuan , ”harapnya.

Sementara itu, Ketua FOJB, Nur Rohman mengungkapkan, selama 7 tahun berdiri, FOJB sudah banyak memberikan pergerakan demi perubahan Jawa Barat yang lebih baik. Salah satunya, menyosialisasikan aksi tangkal radikalisme dan hoax di kalangan siswa.

“Kami berbalik menjadi pelopor atau penggerak tolak radikalisme dan tipuan . Tak hanya itu, kami juga menanamkan kecintaan terhadap Pancasila, kesadaran berlalu lintas dan antinarkoba, menggunakan media sosial yang cerdas serta meningkatkan karakter yang unggul pada setiap anggota, ”tutupnya. *

Renungan ""

"Dan orang-orang yang apabila melakukan kejahatan atau mengianiaya dirinya sendiri, mereka lalu ingat kepada Allah, kemudian memohonkan pengampunan kerana dosa-dosa mereka itu. Siapakah lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa itu selain Allah? Dan mereka tidak terus-menerus mengulangi perbuatan yang jahat itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali-lmran: 135)
 
Copyright © 2016 www.sisiberita.com | Mengupas Tuntas, Akurat Menyajikan Sisi Berita
Design by FBTemplates | BTT