SUMEDANG, SIBER – Dengan jumlah penduduk Jabar lebih dari 50 juta jiwa dan konsumsi sapi potong 205 ribu ton per tahun, ternyata hanya 25 ribu ton saja yang mampu dipasok oleh peternak Jabar. Sementara sisanya dipenuhi dari daerah lain.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail. Mmenurutnya, Jabar saat ini harus mampu menjawab tantangan bidang peternakan sapi potong.
Perihal tersebut mengemuka dalam kegiatan Business Matching Petani Milenial Komoditas Sapi Potong yang digelar di Sumedang pada Rabu 27 Oktober 2021.
Ismail menambahkan, untuk itu perlu adanya suatu kolaborasi antar stakeholder yang terlibat dalam usaha peternakan untuk membuat Jabar swasembada.
Dia menjelaskan kegiatan Business Matching ini dapat dijadikan salah satu bentuk usahanya karena dapat meningkatkan inklusi keuangan dan akses pembiayaan bagi para pelaku usaha peternakan. Hal ini diharapkan dapat menjadi usaha dalam peningkatan produktifitas guna mencapai swasembada.
Sementara Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, mengapresiasi kegiatan Business Matching karena dengan kolaborasi pengusaha pelaku usaha jasa keuangan dan pemerintah seyogyanya mampu menjadi solusi perekonimian di masa pandemi saat ini.
Dia menyampaikan bahwa Kabupaten Sumedang memiliki potensi untuk dikembangkan, khususnya di bidang peternakan.
Direktur UMKM bank bjb, Nancy Adistyasari, dalam sambutannya menyampaikan bahwa ekonomi di masa pandemi mengalami kontraksi dan cenderung mengalami penurunan. Namun patut disyukuri bank bjb masih tetap mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan.
“Catatan keuangan bank bjb yang baik ini salah satunya tidak lepas dari kontribusi penyaluran kredit bagi UMKM,” katanya.
Dalam penyaluran kredit bagi para pelaku UMKM, Nancy menjelaskan, bank bjb melakukan kolaborasi dengan offtaker melalui pola kemitraan. Sehingga dengan adanya kepastian pasar dari offtaker, peternak tidak lagi bingung kemana harus menjual ternaknya dan bagaimana mengembangkan usahanya karena selain memperoleh pembiayaan juga memperoleh pembinaan dari mulai budidaya hingga panen.
Melalui kegiatan Business Matching yang diinisiasi oleh TPAKD, pihak terkait dapat menjadikannya sebagai forum pertemuan antar peternak dengan potensi bisnis lainnya. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas bidang peternakan sapi sehingga menjadi salah satu solusi efektif pengembangan dan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan dan Manajemen Strategis OJK Kantor Regional 2 Jawa Barat Aulia Fadly, menyampaikan penyaluran KUR Cluster Program Petani Milenial yang tengah digarap oleh Pemprov Jabar tidak lepas dari peran jasa keuangan khususnya bank bjb.
Dia menilai apa yang telah dilakukan bank bjb pada program Petani Milenial tepat.
“Ini tepat karena penyaluran kredit bagi para Petani Milenial dilakukan secara cluster dengan menggandeng offtaker yang bertugas menjadi pendamping serta memberi kepastian pasar,” katanya.
Dia menambahkan, dengan kata lain peternak milenial yang memang minim pengalaman memiliki jaminan akan budidaya yang dilakukan serta terjadinya transfer knowledge dari offtaker pada peternak.
Pada kegiatan Business Matching tersebut dilakukan penyerahan Kredit Usaha Rakyat secara simbolis kepada tiga orang peternak dari tiga daerah.
Selain Kredit Usaha Rakyat, bank bjb pun memberikan DPLK bagi para peternak.
Dalam acara tersebut Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, yang hadir secara virtual manyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya kegiatan Business Matching antara pemerintahan dalam hal ini DKPP dan Lembaga keuangan bank bjb dan OJK selaku pengawas jasa keuangan.
Uu berharap kegiatan tersebut dapat diaplikasikan di daerah lainnya sehingga dapat tercipta kesejahteraan bagi masyarakat khususnya pelaku usaha peternakan dalam rangka mewujudkan Jawa Barat Juara Lahir Batin. *