BANDUNG - Pembelajaran "Teaching Factory" adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Implementasi teaching factory di SMK dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan kompetensi yang dihasilkan oleh SMK.
Pelaksanaan teaching
factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang
relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK. Pelaksanaan teaching
factory juga harus melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, dan stakeholders dalam
pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi maupun evaluasinya.
Teaching factory merupakan
pembelajaran produksi yang merupakan framework bagi peserta
didik bagi pendidikan vokasi di masa depan. Memiliki potensi menjadi pendekatan
belajar yang lebih efisien dan efektif jika menjadi bagian dari konteks
pendidikan, juga menyiapkan lulusan SMK yang adaptable terhadap
perubahan dunia untuk menjadi lulusan yang dapat bekerja, melanjutkan, dan
berwirausaha. Mengubah paradigma dari push menjadi pull.
Artinya, paradigma
SMK yang dulunya hanya mendorong untuk mencetak lulusan tanpa memperhatikan kebutuhan
pasar kerja, berganti menjadi paradigma mencari segala sesuatu yang berhubungan
dengan pasar kerja. Mulai dari budaya kerja dan kompetensi yang diperlukan
dalam pasar kerja dan menariknya ke dalam SMK untuk disusun kurikulum SMK yang
diselaraskan dengan kurikulum industri.
Manfaat strategi
implementasi revitalisasi pengelolaan teaching factory adalah:
- Tercapainya tujuan SMK dalam
upaya penciptaan atau pembentukan; SDM yang memiliki kompetensi sesuai
dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
- Membantu pendanaan untuk
pemeliharaan, penambahan fasilitas, dan biaya-biaya operasional SMK serta
peningkatan kesejahteraan.
- Menumbuhkembangkan
jiwa entrepreneurship guru dan peserta didik.
- Mengembangkan sikap mandiri
dan percaya diri peserta didik SMK melalui kegiatan produksi.
- Menjalin hubungan yang lebih
baik dengan dunia usaha dan industri serta masyarakat lain atas terbukanya
fasilitas untuk umum dan hasil produksinya.
Penerapan model
pembelajaran teaching factory dapat menjadi salah satu inovasi
pembelajaran di sekolah untuk pengembangan kompetensi guru dan peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran model teaching factory melibatkan
industri mitra dengan memanfaatkan unit produksi sebagai salah satu bentuk
pengembangan usaha di sekolah.
Penerapan teaching
factory secara optimal di SMK diharapkan mampu mengembangkan
kompetensi peserta didik sesuai karakteristik kebutuhan dunia industri. Karena,
melalui model teaching factory, peserta didik tidak hanya sekadar
belajar menguasai sebuah kompetensi, tetapi juga dapat menghasilkan keuntungan
dari penjualan produk/jasa dari kegiatan praktik pada unit produksi tertentu.
Program teaching
factory yang ada di SMK jika dikelola dengan baik dapat memberikan
kontribusi positif terhadap perkembangan SMK, baik dari sisi peningkatan
kompetensi lulusan maupun sebagai strategi pendanaan di SMK. Dari hasil
evaluasi pelaksanaan, teaching factory selain memberikan
kontribusi positif terhadap peningkatan mutu lulusan, juga berkontribusi terhadap
penyediaan dana operasional sekolah. Sudah banyak sekolah yang memperoleh
manfaat dari keberadaan teaching factory dalam mendukung
pembiayaan operasional sekolah, meskipun saat ini kontribusi terhadap biaya
opersional sekolah masih kecil. Namun, ke depan teaching factory di
SMK sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi model strategi pembiayaan.
Penerapan teaching
factory memerlukan perencanaan yang sistematis agar dapat berjalan
sesuai kebutuhan sekolah dan industri untuk mengarah pada tahapan-tahapan yang
sesuai dengan prosedur pelaksanaan teaching factory. Untuk membuat
prioritas dalam perencanaan sebuah produk/jasa yang akan dilaksanakan
dalam teaching factory di SMK, dapat dilakukan melalui proses
analisis kondisi dan potensi sekolah saat ini dan yang akan datang. Dengan
menerapkan pembelajaran teaching factory diharapkan akan
meningkatkan kompetensi lulusan SMK yang relevan dengan kebutuhan industri/jasa
sehingga akan berdampak pada penguatan daya saing tenaga kerja dan industri di
Indonesia.