BANDUNG - Kemajuan sebuah sekolah tidak terlepas dari berjalan baiknya segala program yang sudah direncanakan dan didukung penuh oleh berbagai aspek. Hal tersebut pun mempengaruhi terhadap kualitas sekolah, prestasi akademik dan non akademik siswa.
Di
samping itu peran kepala sekolah pun tidak kalah penting. Sebagai pucuk
pimpinan di sekolah harus memiliki kecakapan, kemampuan memimpin, manajerial,
memiliki pengaruh yang baik, solutif, memiliki jiwa kewirausahaan dan lainnya.
Kepala SMA
Pasundan 1 Kota Bandung, Drs. H. Cahya,
M.Si, yang baru memimpin selama delapan bulan selama kepemimpinannya beberapa
program yang sudah berjalan, di antaranya mengenai kurikulum yang dijalankan
sesuai aturan yang ada.
Ia pun mengatakan bahwa SMA Pasundan 1 Kota Bandung, terkenal
dengan sekolah atlit voli.
“Kami
selalu menyiapkan prestasi-prestasi voli, diberbagai usia. Baik itu usia 15,
16, 17 dan 18 tahun. Bahkan ke Livoli,” kata Cahya di ruang kerjanya, Jalan
Balonggede No 28, pada hari Senin (8/1/2024).
“Terbukti
dengan kejuaraan Livoli kemarin. Tiga siswa kita ada yang bergabung dengan BIN
Pasundan,” imbuhnya.
Di
samping itu kata Cahya SMA Pasundan 1 sebagai sekolah khatam Al Qur’an. Setiap
siswa yang beragama Islam diwajibkan membaca Al Qur’an, setiap harinya selama
lima belas menit.
“Dari
jam 08.30 sampai jam 08.45, sehingga diharapkan, setiap semesternya hatam 15
juz. Jadi satu tahun itu hatam 30 juz,” kata Cahya.
Kalau
program lainnya, sama seperti sekolah yang lain, seperti menanamkan
kedisiplinan, mengimplementasikan kurikulum merdeka, dan sebagainya.
“Satu karena (siswa) atlit-atlit voli, karena
boarding atau mondok, sehingga ada keluhan-keluhan dalam pembagian jatah makan.
Kemudian karena mereka latihan sehari dua kali ada juga yang merasa kecapean,
karena dari pagi sampai sore bermain voli. Intinya voli merupakan ikon SMA
Pasundan 1.”
“Untuk
tahun pelajaran 2024/2025 pun sudah banyak yang daftar (siswa baru dari jalur
prestasi atlit voli). Tapi kita utamakan yang memiliki tinggi badan 180 cm ke
atas,” kata Cahya.
Selain
voli, banyak juga yang berprestasi di bidang olah raga lainnya, seperti renang,
tae kwon do, futsal, basket, dan banyak lagi.
“Bahkan
tadi, ada siswa kelas X, mendapatkan enam medali dari kejuaraan renang,” kata
Cahya.
Masih
berkaitan dengan program sekolah, secara akademik berharap pada tahun 2024 ini,
siswa yang diterima di perguruan tinggi negeri melalui jalur prestasi raport
(SNBP) serta tes UTBK, semakin banyak, targetnya 125 orang.
“Karena
tahun kemarin ada 100 orang. SMA Pasundan bisa dikatakan lebih baik dari SMA
Negeri yang berada di pinggiran (Kota). Karena yang diterima di PTN nya lebih
dari 100,” kata Cahya.
Capaian-capaian
tersebut pun tidak terlepas dari berbagai dukungan finansial, baik dari
orangtua, Yayasan Pendidikan Dasar Menengah (YPDM) Pasundan tidak terkecuali
pemerintah, baik pusat, Provinsi Jabar maupun Kota Bandung.
Dari
Provinsi Jabar, bantuannya berupa Batuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU),
EKTM. Sedangkan dari Kota Bandung yakni bantuan bagi siswa yang rawan
melanjutkan pendidikan (RMP) yang dulu disebut BOSDA.
“SMA
Pasundan 1 Kota Bandung, masih memerlukan bantuan dari pemerintah baik BPMU,
BOS daerah maupun BOS pusat, EKTM, PIP dan sebagainya,” kata Cahya.
Pasalnya
kata Cahya, siswa atlet voli SMA Pasundan 1 Kota Bandung, bebas biaya
pendidikan sebagai beasiswa siswa berprestasi.
Kemudian
bagi anak-anak kelurahan Regol yang kurang mampu. Makanya masih memerlukan
dukungan dana dari pemerintah untuk bersama-sama untuk menyukseskan anak
bangsa.